Belajar pseudocode bagi pemula
rafi-xgans – Halo teman-teman, di postingan kali ini saya akan membahas seputar tentang Pseudocode. Dan pseudocode ini sangat penting bagi seseorang yang ingin memulai belajar algoritma, karena dengan pseudocode kita dapat memahami jalannya algoritma. Yuk, kita bahas lebih lengkap seputar pseudocode !
Beberapa hal yang akan saya bahas dalam pengertian Pseudocode bagi seorang pemula yang ingin belajar Algoritma yaitu :
Silahkan baca bawah artikel ini agar kamu lebih paham Pseudocode atau dalam bahasa Indonesia disebut kode palsu adalah deskripsi dari algoritma pemrograman komputer yang menggunakan konvensi struktural dari suatu bahasa pemrograman, dan ditujukan agar dapat dibaca oleh manusia dan bukan oleh mesin. Pseudocode biasanya tidak menggunakan elemen cukup detail yang tidak perlu untuk kebutuhan pemahaman manusia dari suatu algoritma, seperti deklarasi variabel, kode ataupun sub rutin untuk sistem yang bersifat spesifik. Walaupun pseudocode memakai struktur bahasa pemrograman, pseudocode tidak mengikuti aturan penulisan bahasa pemrograman manapun. Mengapa begitu? Karena pseudocode dituliskan hanya untuk mempermudah seseorang memahami sebuah algoritma. Dengan begitu, pseudocode hanyalah menyerupai kode program saja, dan tidak bisa dimengerti langsung oleh komputer. Pseudocode baru bisa diolah oleh komputer jika telah mengikuti aturan penulisan sebuah bahasa pemrograman. Contohnya menggunakan bahasa C, C++, Java, Pascal, Golang dan lain-lain. Tujuan pseudocode adalah agar manusia dapat dengan mudah dalam pemahaman dibandingkan dengan menggunakan bahasa pemrograman yang umumnya digunakan, lebih lagi aspeknya yang relatif ringkas dan tidak bergantung pada suatu sistem tertentu yang merupakan prinsip utama dalam suatu algoritma. Pseudocode pada umumnya digunakan di dalam buku-buku ataupun publikasi karya ilmiah yang mendokumentasikan dari suatu algortima dan juga dalam perencanaan pengembangan program komputer untuk membuat sketsa atas struktur sebuah program sebelum program yang sesungguhnya ditulis. Tidak ada satu pun standar yang berlaku untuk pseudocode, sebuah program yang masih berupa pseudocode belum dapat dijalankan. Pseudocode juga mirip dengan kerangka program (skeleton programs) termasuk dummycode yang bisa dikompilasi tanpa kesalahan. Diagram alur dapat juga dimasukkan sebagai alternatif berbasis grafis sebuah pseudocode. Penggunaan pseudocode pada umumnya juga banyak kita temukan di dalam buku-buku teks dan publikasi ilmiah yang membahas tentang ilmu komputer serta komputasi numerik yang sering menggunakan pseudocode dalam mendeskripsikan suatu algoritma dengan tujuan agar programer dapat memahaminya meskipun mereka belum bisa memahami bahasa pemrograman yang digunakan. Di dalam buku-buku teks biasanya disertakan juga pengantar yang membahas tentang notasi dan konvensi yang digunakan, termasuk yang digunakan pada pseudocode. Untuk tingkat kejelasan secara lebih detail dari penggunaan suatu bahasa pemrograman kadang-kadang digunakan juga sebagai pendekatan. Contoh, buku teks Donald Knuth “The Art of Computer Programming” yang menggunakan bahasa assembly untuk mikroprosesor yang sebenarnya tidak ada. Kadang juga penggunaan pseudocode bisa kita temukan dalam perencanaan pengembangan suatu program komputer. Seorang programer yang akan mengimplementasikan suatu algoritma yang sifatnya spesifik utamanya algoritma yang masih belum dikenalinya, umumnya menggunakan pseudocode sebagai penjelasan, kemudian ia akan dengan mudah menerjemahkan penjelasan tersebut ke dalam bahasa pemrograman dan mengubah sesuai agar dapat berinteraksi secara benar dan menyeluruh dalam program. Programer juga dapat memulai sebuah proyek dengan membuat sketsa kode dengan menggunakan pseudocode di atas kertas sebelum menulisnya dalam bahasa pemrograman yang sesungguhnya, seperti yang dilakukan dalam pendekatan top-down. Pseudocode umumnya tidak mengikuti aturan umum yang berlaku pada suatu bahasa pemrograman, artinya tidak ada suatu bentuk standar yang sistematik, meskipun penulis umumnya menggunakan tata cara ataupun sintaksis, contohnya struktur kontrol dari bahasa pemrograman umum yang digunakan. Sintaksis yang populer digunakan menggunakan sintaksis bahasa pemrograman BASIC, Pascal, Java, C, C++, Lisp, ALGOL, dan lainnya. Deklarasi variabel umumnya tidak digunakan, begitu pula halnya dengan blok kode yang seringkali digantikan dengan satu baris penjelasan dalam bahasa manusia (natural). Bentuk serta corak dari pseudocode bisa sangat beragam tergantung pada penulis dari publikasi masing-masing dan buku teks tersebut, dari yang model pseudocode paling sederhana hingga sangat detail sehingga hampir menyerupai dengan bahasa pemrograman yang sesungguhnya. Keterangan : Contohnya : Contohnya : Algoritma untuk menentukan bilangan genap/ganjil menggunakan pseudocode Sampai disini Pengertian Pseudocode Bagi Pemula Yang Ingin Belajar Algoritma, ikuti terus blog ini dan subscribe (berlangganan) untuk mendapatkan tutorial dan artikel menarik lainya serta jangan lupa di bookmarks ya. Semoga bermanfaat, jangan lupa berkomentar dan bagikan artikel ini jika menurut kamu berguna. 1. PENGERTIAN PSEUDOCODE
2. TUJUAN PSEUDOCODE
3. PENGGUNAAN PSEUDOCODE
4. SINTAKSIS PSEUDOCODE
5. STRUKTUR KODE PSEUDOCODE
Judul
{Berisi Judul Algoritma}
Deskripsi
{Berisi Deklarasi Variabel atau Konstantan}
Implementasi
{Berisi Inti Algoritma}
6. NOTASI-NOTASI PSEUDOCODE
a. Bentuk Pernyataan
X ← Y
X : diberi nilai dari Y
Y : memberi nilai ke XHasil ← Bilangan Mod 2
b. Bentuk Percabangan
b.1 Percabangan IF
if {kondisi} then
{pernyataan}
b.2 Percabangan IFELSE
if {kondisi 1} then
{pernyataan 1}
else
{pernyataan 2}
b.3 Percabangan ELSEIF
if {kondisi 1} then
{pernyataan 1}
els e if {kodisi 2} then
{pernyataan 2}
else if {kondisi n} then
{pernyataan n}
else
{pernyataan else}
c. Bentuk Perulangan
c.1 Perulangan FOR
for ({persyaratan}) do
{pernyataan for}
c.2 Perulangan WHILE
while ({persyaratan})
{pernyataan while}
c.3 Perulangan REPEAT UNTIL
Repeat
{pernyataan repeat}
Until ({persyratan})
Deskripsi
hasil, bil : integer
Implementasi
Baca (bil)
hasil ← bil mod 2
if hasil = 0 then
cetak (Genap)
else
cetak (Ganjil)
End
